Tuesday, February 7, 2017

Tradisi berfikir kritis sebagai pemikiran kader PMII





Teks wahyu jumlahnya terbatas,sementara peristiwa yang terjadi dalam sejarah manusia tak terbatas (Ibnu Rush).
Jangan mengukur baju sendiri.(Gus Dur)
Pikiran adalah bunga: ujaran adalah kuncup; dan tindakan adalah buah di dalamnya. (Ralph Waldo Emerson)
Betapa khasnya alam pemikiran bagi para kader PMII untuk mengenal dirinya dan sekitarnya dalam suatu organisasi yang berorientasi pada massa. Seperti yang telah menjadi jargon PMII sendiri yakni dzikir, fikir dan amal sholeh. Fikir disini berada di tengah-tengan yang menjembatani antara bemunajahah dengan Allah dan manusia. Maka disini sangat menjadi modal integritas diri untuk menjadi insan yang benar-benar  disebut ululalbab ( Orang yang brfikir). Disitulah terbentuknya munasabtunnafsi secara perlahan dan menunjang kreativitas akal Karena selama wahyu tidak ada yang menjelaskan secara detail dan kongkrit, maka akal yang menjadi tonggak dari masalah. Yang telah dibawah oleh para sahabat, tabiin,dan mujtahid lainnya yang lebih dikenal dengan qiyas. Korelasi antara akal dan naql yang dipdukan secara utuh. Dan menjadikan akal sebagai rahmat dan anugerah yang diberikan oleh tuhan kepada manusia.
Kekayaan berfikir sudah menjadi pola kehidupan pada zaman klasik yang mempertemukan tokoh islam Imam Ghozali dan Ibnu Rush dengan kaya pendapat dan pandangan. Dan aspek perdebatan modern yang tidak terperosok kedalam jurang kekafiran (takfir). Yang telah menjadi sejarah peradaban islam melalui pemikiran-pemikirannya. Dan dengan karya-karya yang fundamental. Dimana mereka selalu mempunyai pandangan sendiri mengenai hukum, social,politik dll.  Imam ghozali yang cederung tidak mengandalakn akal semata, berbeda dengan Ibnu Rusd, beliaulah yang menjawab tantangan-tantangan zaman yang tidak ada pada zaman nabi; seperti jual-beli online dengan ijtihad atau penalaran akal(aql). Itulah yang diajarakan dalam khazanah islam klasik
Maka perlunya sifat kekritisan setiap kader PMII yang ditandai dengan usaha menjernihkan persoalan-persoalan yang dipermasalahkan. Apalagi dengan era informasi yang semakin cepat menyebar dan instan didapatkan harus bisa membaca,memandang dan berfikir lebih dalam lagi. Mencari kebenaran yang hakiki dan dari akal pemasalhan secara jelas sumbernya. Ibarat ingin mengonsumsi kapsul, jangan langsung dilahap begitu saja tapi juga harus dipikirkan,dirasakan, dan diperhatikan sudut pandangnya, serta secara ilmiahnya. Keilmiahan berfikir,berucap dan bertindak.
Berfikir kritis dimulai bagaiman seorang kader memandang sesuatu,peristiwa,masalah,dan realita yang ada. Tidak menjadikan apa yang dilihat panca indera selalu benar, apa yang disampaikan oleh seorang  benar, karena jika diri ini dikotak-kotakkan oleh sesuatu,baik pendapat maupun pergerakannya maka  kalau sampai ternyata pengkotak-kotakan itu terjadi dalam  kehidupan para kader PMII, maka menjadi sumber terpecahnya silaturahmi, mata air kebencian dan bara sekam pertengkaran-pertengkaran tema yang sesungguhnya terjadi adalah satu diantara tiga kemungkinan: Lawakan, Kebodohan, dan Tipudaya.
Karenannya tradisi kritis harus dimiliki dan ditumbuhkan kepada para kaderPMII untuk menjadi manusia yang merdeka. Mengutip perkataan soe hok gie” hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis, atau mengikuti arus.tetapi aku memilih manusia merdeka.” Artinya apa, bahwa wewenang untuk berkendak,berfikir dan berkata secara bebas adalah jalan untuk menumbuhkan nalar kritis hingga muncullah nilai keilmuan yang progresif dan produktif. Menyusun instruksi nalar yang berfikir kritis yang membuat gebrakan kahazanah yang berbobot dan bernilai. Karena begitu muliahnya orang yang berfikir dalam satu jam lebih baik dari orang yang beribadah seribuh tahun. Apalagi dengan pemiiran-pemikiran kritis .
Melalui tulisan ini saya ingin membangun ruang yang ramai dengan dengan diskusi,sharing, dan perdebatan. Yang kini perlahan sirna dan terkikis dengan terhegemoni budaya hedonisme dan dangkal berfikir.  Tidak memandang dan berfikir yang lebih jauh lagi,lebih dalam dan luas lagi. Bagaiman berfikir kritis ini menjadika para kader menjadi pelopor bagi kaum yang tertindas, kaum jelata, dan kaum pinggiran. Yang sampai saat ini masih menjadi tugas penting pemerintah mengurusi rakyatnya . jika hanyalah beban,tanggungan dan rampasan yang kian tumpah menjadi-jadi maka dengan budaya kritis inilah para kader bisa meruntuhkan rezim.
Perjuangan dimulai praksi berfikir kritis yang menjadih roh dalam berkarya diantara rakyat yang tertindas dan miskin dan pembebasan terhadap rakyat. Berakal dari nilai kritis dan transformatif sekalipun tidak bermutu meurut ukuran akademisi. Menjadi refleksi dalam dunia kemahasiswaan khususnya para kader PMII. Sebab kelahiran bangsa ini diprakarsai bukan oleh politisi culas apalagi aparat korup, melainkan geliat anak-anak muda yang berani, kreatif dan radikal. Saatnya para kader PMII  memjadi peranan : diawali dengan dukungan agar para kader  terlibat organisasi, diskusi. membiarkan mereka untuk sering mengunjungi perpustakaan dan warung kopi menceburkan mereka dalam wilayah yang bahaya. Wilayah dimana rakyat mempertaruhkan nyawa untuk membela hak miliknya. Agar tumbuh budaya kritis yang lama dirindukan oleh seorang kader . Kalau para  kader PMII mampu mengantarkan itu kita tidak hanya melahirkan kader mujahid tapi kader yang  mulia: dimana para kader mau mengorbankan diri untuk kepentingan yang lebih besar ketimbang dirinya-sendiri.


Load disqus comments

0 comments