Teks wahyu jumlahnya
terbatas,sementara peristiwa yang terjadi dalam sejarah manusia tak terbatas
(Ibnu Rush).
Jangan mengukur baju sendiri.(Gus
Dur)
Pikiran adalah bunga: ujaran adalah
kuncup; dan tindakan adalah buah di dalamnya. (Ralph Waldo Emerson)
Betapa khasnya alam pemikiran bagi para kader PMII untuk mengenal
dirinya dan sekitarnya dalam suatu organisasi yang berorientasi pada massa. Seperti
yang telah menjadi jargon PMII sendiri yakni dzikir, fikir dan amal sholeh.
Fikir disini berada di tengah-tengan yang menjembatani antara bemunajahah
dengan Allah dan manusia. Maka disini sangat menjadi modal integritas diri
untuk menjadi insan yang benar-benar
disebut ululalbab ( Orang yang brfikir). Disitulah terbentuknya munasabtunnafsi
secara perlahan dan menunjang kreativitas akal Karena selama wahyu tidak
ada yang menjelaskan secara detail dan kongkrit, maka akal yang menjadi tonggak
dari masalah. Yang telah dibawah oleh para sahabat, tabiin,dan mujtahid lainnya
yang lebih dikenal dengan qiyas. Korelasi antara akal dan naql yang dipdukan
secara utuh. Dan menjadikan akal sebagai rahmat dan anugerah yang diberikan
oleh tuhan kepada manusia.
Kekayaan berfikir sudah menjadi pola kehidupan pada zaman klasik
yang mempertemukan tokoh islam Imam Ghozali dan Ibnu Rush dengan kaya pendapat
dan pandangan. Dan aspek perdebatan modern yang tidak terperosok kedalam jurang
kekafiran (takfir). Yang telah menjadi sejarah peradaban islam melalui
pemikiran-pemikirannya. Dan dengan karya-karya yang fundamental. Dimana mereka
selalu mempunyai pandangan sendiri mengenai hukum, social,politik dll. Imam ghozali yang cederung tidak mengandalakn
akal semata, berbeda dengan Ibnu Rusd, beliaulah yang menjawab
tantangan-tantangan zaman yang tidak ada pada zaman nabi; seperti jual-beli
online dengan ijtihad atau penalaran akal(aql). Itulah yang diajarakan dalam
khazanah islam klasik
Maka perlunya sifat kekritisan setiap kader PMII yang ditandai dengan
usaha menjernihkan persoalan-persoalan yang dipermasalahkan. Apalagi dengan era
informasi yang semakin cepat menyebar dan instan didapatkan harus bisa
membaca,memandang dan berfikir lebih dalam lagi. Mencari kebenaran yang hakiki
dan dari akal pemasalhan secara jelas sumbernya. Ibarat ingin mengonsumsi
kapsul, jangan langsung dilahap begitu saja tapi juga harus dipikirkan,dirasakan,
dan diperhatikan sudut pandangnya, serta secara ilmiahnya. Keilmiahan berfikir,berucap
dan bertindak.
Berfikir kritis dimulai bagaiman seorang kader memandang
sesuatu,peristiwa,masalah,dan realita yang ada. Tidak menjadikan apa yang dilihat
panca indera selalu benar, apa yang disampaikan oleh seorang benar, karena jika diri ini dikotak-kotakkan
oleh sesuatu,baik pendapat maupun pergerakannya maka kalau sampai ternyata pengkotak-kotakan itu terjadi
dalam kehidupan para kader PMII, maka menjadi
sumber terpecahnya silaturahmi, mata air kebencian dan bara sekam
pertengkaran-pertengkaran tema yang sesungguhnya terjadi adalah satu diantara
tiga kemungkinan: Lawakan, Kebodohan, dan Tipudaya.
Karenannya tradisi kritis harus dimiliki dan ditumbuhkan kepada
para kaderPMII untuk menjadi manusia yang merdeka. Mengutip perkataan soe hok
gie” hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis, atau mengikuti arus.tetapi aku memilih
manusia merdeka.” Artinya apa, bahwa wewenang untuk berkendak,berfikir dan
berkata secara bebas adalah jalan untuk menumbuhkan nalar kritis hingga
muncullah nilai keilmuan yang progresif dan produktif. Menyusun instruksi nalar
yang berfikir kritis yang membuat gebrakan kahazanah yang berbobot dan bernilai.
Karena begitu muliahnya orang yang berfikir dalam satu jam lebih baik dari
orang yang beribadah seribuh tahun. Apalagi dengan pemiiran-pemikiran kritis .
Melalui tulisan ini saya ingin membangun ruang yang ramai dengan
dengan diskusi,sharing, dan perdebatan. Yang kini perlahan sirna dan terkikis
dengan terhegemoni budaya hedonisme dan dangkal berfikir. Tidak memandang dan berfikir yang lebih jauh
lagi,lebih dalam dan luas lagi. Bagaiman berfikir kritis ini menjadika para
kader menjadi pelopor bagi kaum yang tertindas, kaum jelata, dan kaum
pinggiran. Yang sampai saat ini masih menjadi tugas penting pemerintah mengurusi
rakyatnya . jika hanyalah beban,tanggungan dan rampasan yang kian tumpah
menjadi-jadi maka dengan budaya kritis inilah para kader bisa meruntuhkan
rezim.
Perjuangan dimulai praksi berfikir kritis yang menjadih roh dalam
berkarya diantara rakyat yang tertindas dan miskin dan pembebasan terhadap
rakyat. Berakal dari nilai kritis dan transformatif sekalipun tidak bermutu
meurut ukuran akademisi. Menjadi refleksi dalam dunia kemahasiswaan khususnya
para kader PMII. Sebab kelahiran bangsa ini diprakarsai bukan oleh politisi
culas apalagi aparat korup, melainkan geliat anak-anak muda yang berani,
kreatif dan radikal. Saatnya para kader PMII memjadi peranan : diawali dengan dukungan agar
para kader terlibat organisasi, diskusi.
membiarkan mereka untuk sering mengunjungi perpustakaan dan warung kopi menceburkan
mereka dalam wilayah yang bahaya. Wilayah dimana rakyat mempertaruhkan nyawa
untuk membela hak miliknya. Agar tumbuh budaya kritis yang lama dirindukan oleh
seorang kader . Kalau para kader PMII mampu
mengantarkan itu kita tidak hanya melahirkan kader mujahid tapi kader yang mulia: dimana para kader mau mengorbankan
diri untuk kepentingan yang lebih besar ketimbang dirinya-sendiri.
0 comments