Wednesday, September 26, 2018

Pesona Wanita Tiada Tara


"Aku hanya ingin mencinta, selebihnya terserah". 

Sinar matahari akan terbenam di ufuk barat lautan. Rapat tahunan organisasi pun usai seketika. Rapat kumpul sekaligus reunian angkatan 18 sekolah aliyah. Mulai panas sampai hangatnya matahari kami rasakan untuk kebersamaan itu.

Momen ini sangatlah istimewa dibandingkan rapat pada umumnya. Karena aku, dan teman-teman berkumpul bareng bersama perempuan hahhaha....ya dibilang mengesankan karena santri jarang bertemu di pesantren. Kalaupun bertemu itupun bercadar. Sungguh asyik dan nyata. Kebersamaan itu telah lama dirintis dan diciptakan oleh kegiatan dalam organisasi. Sekarang mengembangkannya dalam dunia luar pesantren. 

Teman-temanku telah bersiap kembali ke rumah masing-masing, ada juga yang kembali ke pesantren. Sebagian pun ada yang alumni lama dan baru. Baru wisuda baru menjadi alumni hahahha...

Sepeda Motor telah dihidupkan oleh masing-masing temanku. Tidak dengan teman perempuan ku yang aku kenal di kampus. Finul (nama samaran) ia tokoh gerakan wanita pada organisasi ini sekaligus komedia wanita yang aku temui di perjumpaan ini. Olif (nama samaran) sosok pendiam namun ulet dalam pekerjaan. Sangat titeni pada kebendaharaan dan administrasi. Dan yana (nama samaran) teman angkatan paling kece, ia baru saja menjadi pendamping peserta Asia game di jakarta, ia pun tokoh aktivis perempuan dalam organisasi jurusan di kampus dan luar kampus. Satunya aku lupa, berbadan berisi, sosok penyemangat kaum wanita di perjumpaan ini.  

Keempat wanita itu aku dampingi bersama temanku pria dalam perjalanan kembali ke rumah temannya di Madura. Rumah yana tepatnya.

Sepeda melaju berkecepatan 60, 40 melewati jalan perumahan menuju terminal Purabaya. Aku pun sangat beruntung saat itu, karena aku dapet mengantarkan seorang kece itu. Seorang yang mengenyam pendidikannya di kampus ternama membuat aku semakin PD bersamanya. Menayakan aktivitas dan kesibukannya sampai pada kekasih gelapnya awawawa....

Dan aku anggap apa ini pencapai kecil dalam berteman bersama wanita. Duduk bersama di sepanjang jalan bersepeda. Sampai akhirnya aku bersamanya melewati jalan luar umumnya ke terminal. Edisi mumpung ini berputar-putar mengelilingi jalan putar balik terminal purabaya. Sampai teman lainnya menunggu di parkiran. 

Aku pun berkata kepadanya " nanti foto bersama ya sebelum naik ke bis" . "Oke sipp, " senyuman khasnya membeningkan mata ku yang banyak dimasuki debu. Yang memang helm merk Honda yang ku pakai sudah kusut dan kacanya berwarna putih samar-samar membuat aku membuka kaca helm sepanjang jalan. Melihat langsung pemandangan pekerja pada jalan tol proyek pak jokowi, mobil warna-warni menghiasi penumpang hulur kemari.
Perjumpaan ini benar-benar membuat aku mencinta, apa saja aku akan kulakukan untuk mencinta pada teman-teman pria dan wanita.

Begitu sampai di terminal teman-teman antusias melambaikan tangannya. "Sini-sini, ayo" "foto dulu ya nul" aku membuka helmku dan bersiap foto bersama. Seketika itu yana yang menjadi akomodir peran selfi dan aku mengikuti dari belakang.
"Bentar-bentar yan, aku gak kelihatan" bentakku dari belakang teman 6 itu. 

Bluuuuuurrrrrrrr......

Suara air mengenang pada kaki ku, menguap deras seketika naik ke kakiku yang dikelilingi dedaunan kering bercampur pasir menghitam. "Asem...banyu got rek" 

Semua temanku tak kecuali tertawa lebar sampai giginya kelihatan semuanya, ditambahi kata tewel, tolol, oon. Itulah senyum keihklasan bagiku. 

Untungnya tak banyak orang yang melihat adegan itu, kalau pun ada paling hanya senyum dan pergi. Tidak dengan temanku sambil melongo ke arah simbo tanda "sepatu no entering".

Temanku saja ada yang mau bilang awas ada got iz, eh ketika tiba pada kata ada kakiku sudah menyelamnya. Mendapat pasir dan aroma got hahahahah..... 

Kalau sudah ada wanita, begitu lupa apa disekelilingnya. Begitupunu aku yang antusias pada teman perempuan atas pesona nya yang tiada tara.


Terminal purabaya Bungurasih, 26-09-2018.16.37
Load disqus comments

1 comments: