Tuesday, July 24, 2018

Suluh Peringatan (Refleksi NGAJI Ihya KH. Masbuhin Faqih Gresik)




Berbagai macam terpaan yang dihadapkan oleh suatu manusia dalam kehidupannya  tak terlepas oleh perasaan hati yang mengaturnya.  Pentingnya olah hati menjadi sakral dalam hidup menentukan arah dalam kejernihan rasa yang selalu rintih pada sebuah kenikmatan. Karena awal bermula pada suatu ucapan, tindakan, dan keputusan dari kalbu manusia.
Aktivitas ngaji pagi di pesantren pada hari minggu dan selasa sudah pada tahapan daya hati yang terus bisa menyinari pada ingatan manusia. Kehadiran sebuah dzikir adalah untuk manusia ingat pada pencipta. Secara keseluruhan ada kesinambungan antara nalar dan nurani. Sekuat nurani yang melekat, sedalam nalar mendalam. Sehingga ada amal yang bisa berorientasi untuk diri sendiri dan orang lain.
Bagaimanapun juga manusia perlu peringatan dalam mengingatkan dan meningkatkan stabilitas diri. Efektifitas suatu peringatan akan terasa jika hati sangat damai menerimanya tidak amarah yang menjelma. Lemah daya manusia ada untuk membangunkan akan kebutuhan pada tuhannya.
Dengan begitu peranan Dzikir dalam menghidupi jiwa mati kiranya sangat membawa keberkahan bagi yang melakukannya. Meski itu tak dilakukan dalam ikhlas dan tulus. Biarlah diri yang menilai tulus itu dengan sendirinya. Sedangkan tuhan yang menetukan arah kebahagiaan darinya.
Maka tak heran banyak orang mengistilahkan bahwa hidup adalah perjalanan. Mengutip maqolah “barang siapa yang mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya” berawal dari ola hati yang akan mendasari landasan pijakan hidup untuk terarah. Berbagai macam lantunan dalam dzikir adalah tanda manusia sangat mengakui kelemahannya. Dan bahwa manusia tidak cukup dinilai dari kulitnya saja. Ada kedalaman diri yang menjadi manusia itu dikenal seutuhnya melalui hati itu.
Secara fitrah manusia penuh dengan kelupaan dan kesalahan. Dengan berawal dari perjalanan pada peringatan dalam hati inilah kiranya sangat indah yang akan mencapai arti sebuah kehidupan lillahi wa linnasi  
Tingakatan pada seorang yang menempuh hidup dalam dunia berbagai macam aspek sangat mudah dikaitkan dengan adanya suatu daya ingatan. Khusunya pada pendidikan. Ini adalah pada tahapan mentalitas atau bahasanya karakter pada suatu manusia. Ini juga bisa dijadikan bekal hidup keseharian walau ada banyak godaan benda yang membabi buta pada manusia yang keras pada nuraninya. Kalau kepala keras itu wajar nurani jangan heheheheh

Load disqus comments

0 comments