Berbagai macam terpaan yang dihadapkan
oleh suatu manusia dalam kehidupannya
tak terlepas oleh perasaan hati yang mengaturnya. Pentingnya olah hati menjadi sakral dalam
hidup menentukan arah dalam kejernihan rasa yang selalu rintih pada sebuah
kenikmatan. Karena awal bermula pada suatu ucapan, tindakan, dan keputusan dari
kalbu manusia.
Aktivitas ngaji pagi di pesantren pada
hari minggu dan selasa sudah pada tahapan daya hati yang terus bisa menyinari
pada ingatan manusia. Kehadiran sebuah dzikir adalah untuk manusia ingat pada
pencipta. Secara keseluruhan ada kesinambungan antara nalar dan nurani. Sekuat
nurani yang melekat, sedalam nalar mendalam. Sehingga ada amal yang bisa
berorientasi untuk diri sendiri dan orang lain.
Bagaimanapun juga manusia perlu
peringatan dalam mengingatkan dan meningkatkan stabilitas diri. Efektifitas
suatu peringatan akan terasa jika hati sangat damai menerimanya tidak amarah
yang menjelma. Lemah daya manusia ada untuk membangunkan akan kebutuhan pada
tuhannya.
Dengan begitu peranan Dzikir dalam menghidupi
jiwa mati kiranya sangat membawa keberkahan bagi yang melakukannya. Meski itu
tak dilakukan dalam ikhlas dan tulus. Biarlah diri yang menilai tulus itu
dengan sendirinya. Sedangkan tuhan yang menetukan arah kebahagiaan darinya.
Maka tak heran banyak orang
mengistilahkan bahwa hidup adalah perjalanan. Mengutip maqolah “barang siapa
yang mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya” berawal dari ola hati yang akan
mendasari landasan pijakan hidup untuk terarah. Berbagai macam lantunan dalam
dzikir adalah tanda manusia sangat mengakui kelemahannya. Dan bahwa manusia
tidak cukup dinilai dari kulitnya saja. Ada kedalaman diri yang menjadi manusia
itu dikenal seutuhnya melalui hati itu.
Secara fitrah manusia penuh dengan
kelupaan dan kesalahan. Dengan berawal dari perjalanan pada peringatan dalam
hati inilah kiranya sangat indah yang akan mencapai arti sebuah kehidupan
lillahi wa linnasi
Tingakatan pada seorang yang menempuh
hidup dalam dunia berbagai macam aspek sangat mudah dikaitkan dengan adanya
suatu daya ingatan. Khusunya pada pendidikan. Ini adalah pada tahapan
mentalitas atau bahasanya karakter pada suatu manusia. Ini juga bisa dijadikan
bekal hidup keseharian walau ada banyak godaan benda yang membabi buta pada
manusia yang keras pada nuraninya. Kalau kepala keras itu wajar nurani jangan
heheheheh
0 comments