Terlalu dini menceritakan perasaan seorangpun bagiku, yang sama sekali belum merasa mencicipi itu rasa yang dalam oleh seseorang. Apalagi tentang ceritaku ini yang berkisah cinta seorang laki-laki biasa yang mencintai wanita yang sangat istimewa dihatinya. Sayangnya si lelaki itu ditinggalkan tanpa alasan yang jelas dari wanita itu, dan lelaki itu pun sudah mengerti sebelumnya. Yang kian hari telah mencedari perasaannya. Usut punya usut ternyata ada seorang diam-diam memetuk hatinya. Dia adalah teman sendiri yang pernah ia kenalkan pada saat membantu lelaki menemui wanita pujaannya.
Dengan kemewahan dan keparipurnaan akademisnya yang mampu memikat hati wanita itu. Karena memang wanita itu adalah seorang akademisi yang handal telah diakui banyak orang, sedangkan si lelaki hanyalah orang biasa, yang hobinya ngopi dan nyangkruk bersama teman-temannya. Tentu si wanita tak ingin memilih lelaki itu. Dan langsung berputar 360 derajat dari harapan lelaki itu, terharu memang yang dirasakan lelaki itu, lelaki itu sangat akrab dan relatif baik banget dengan teman yang ia kenalkan kepada wanita itu.
Dan akhir pada perasaan lelaki itu pupus ketika dia masih belum rampung akademisnya. Terbelit tanggungan yang disertainya. Karena memang kondisinya adalah sama-sama semester akhir. Si lelaki telah merencanakan wanita untuk menjadi pendampingnya kala ia lulus nyaris tak terkira kenyataannya. Si wanita menjauh dan langsung bicara terus terang bahwa dia sudah ada orang yang ia cintai. Si lelaki tetap tersenyum dengan menyatakan kepada teman-teman nya "tak pantas hati bersedih, kalau wajah masih bisa tersenyum" hehehheeh seperti biasanya si lelaki ngopi bersama teman-temannya.
Di warung yang hanya berdurasi beberapa menit ada teman si lelaki menghampiri dia, pada saat itu temannya meminta rokok pada penjaga warung itu, sambil dia mengajukan pertanyaan kepada sang lelaki itu
"Lho bro bukankah orang itu yang selalu kau ceritakan padaku dan teman-teman?" Tanya dia
"Iya, emang kenapa?"
"Kok sekarang jadi jarang kau cerita,dan aku melihat bersama teman kita"
"Iya memang seperti itu aku, aku menikmati kebusukannya saja dari sini, kalau teman sudah bahagia bersamanya. Ya sudah hehehehhe" jawab si lelaki itu dengan senyum khasnya, sambil menyeruput kopinya
"Wah.....memang kadang seperti itu ya Bro, terlalu alim didepan, brengsek dari belakang hahah" lanjut temannya
Mengutip kalimat dari cak tejo Sujiwo Tejo "Kalau dengan jancok aku tak bisa mencintaimu, maka dengan air mata lagi aku mengetuk pintu hatimu" hahahhaha...
Terkadang berbagai pengorbanan yang ada dalam diri seorang untuk seorang yang dicintainya berakhir menjadi korban yang menusuknya secara pelan-pelan. Tak nampak, namun terasa. Hahahhaa
Sudahlah.... Mungkin itulah jalan kebahagiaan yang dibuat oleh seorang wanita atas lelaki tersebut, kiranya ada pelajaran yang tersirat dalam perjalanan asmara lelaki itu memberitahukan arti keikhlasan pada sebuah perasaan yang menyertaniya.
Maka korban mana lagi yang dirasakannya?
Wallahu A'lam
0 comments