Saturday, August 25, 2018

Sudahi Dulu Bercinta

   
       Malam minggu selalu mempunyai cerita unik, ada yang menyeduhkan rindunya dengan akses sambung internet video call atau chat tak ada hentinya sampai pada ucapan selamat tidur, mimpi indah buat si doi. Seperti biasa kampus ramai oleh semester akhir yang sedang berjuang pada injury time atas tugas skripsi dll di sebuah rentetan kursi bersambung tepat di depan kantor. Perjuangan demi perjuangan bagi mahasiswa yang masih terbelit kendala oleh suatu persyratan untuk wisuda. Semua serentak dengan nada semangat oleh teman, keluarga, kerabat, dan doi. Aku berulang kali mendapatkan info update doi teman-teman ku, apalagi sebagian dari temen-temen angkatan sudah banyak yang memulai kehidupan baru bercinta mesra pada akad nikah. Indah kan..
       Saat itu aku sedang bergelut dengan layar lcd laptop berharap bisa munaqosah sukses sampai wisuda amin.. teman baweanku sarif namanya membantuku dengan keahlian editor yang ia miliki. Dia mulai menyodorkan hpnya yang didalamnya ada foto wanita " gimana bang dia sudah bersanding sama orang lain" katanya sambil minum pocari penambah energi "wis gak wayahe, la benni rajekena " balasku sambil meneruskan catatan kaki di skripsi. Wah...."la sekarang sama siapa kamu bang" lanjutnya. "Aku tak ahli dalah hal itu bang, berkali-kali aku mencoba nyaris tak ada yak kena hatinya" jawabku hehehhehe... Ya memang menjadi momok istimewa cerita wanita dimanapun berada. Membuat kebahagiaan tersendiri bagiku meski aku belum mencapai pada tahap itu. Heheheh...
        Aku pun memulai suatu pelajaran atas yang namanya cinta, jedapun kurasa pada saat ini, kala sebuah harapan untuk menggoreskan suatu nama berbalik pada suatu kenestapaan tanpa ada kemesraan. Berhenti dalam titik kesadaran bahwa yang namanya cinta itu bukan membunuhmu tapi menyanjungmu dan meninggihkanmu meski itu berasa atau tidak, terbalas atau tidak, semuanya harus diterima suka cita. Seperti air hujan yang terus membasahi dan menyuburkan tanaman. Aku lanjut ke perbincanganku pada syarif, "kalau kamu gimana? Sekarang sama siapa?" Tanyaku." Aku enggan untuk bercinta sebelum aku merasakan kejernihan pada sebuah hati bang" jawabnya. Wah tinggi benar apa yang diutarakannya. Kalau dalam ilmu masuk kategori tasywuf (ilmu batin). Dan itu benar, dasar atas cinta adalah hati, apapun kondisi, dan apa yang dimiliki oleh seorang tak menjadi hati itu nyaman dengan sebuah keadaan yang terpampang didepannya. Disinilah mungkin letak dasar "cinta apa adanya" "cinta itu buta" hanya saja ini tak berlaku ketika si doi terus menyapa pada sebuah identitas dan kemewahan bukan pada suatu kebutuhan. 
Syarif mengisyarakatkan padaku untuk mempunyai sikap netral dan tak berlebihan dalam sesuatu. Mungkin ia benar, karena aku mudah terjebak oleh suatu pelampiasan yang terus dibutakan oleh sebuah nada-nada asmara seperti lagu tasya rosmala kasih tak sampai hahahahahah
      Atas dasar itu aku pun teringat akan diriku yang selalu rindu pada seorang, dia adalah orang yang sangat aku kagumi, aku banyak belajar atasnya. Dengan kegigihan dan prestasinya membuatku aku jatuh padanya dan tak mampu bangkit lagi, telah didekap oleh sinar wajahnya. Senyuman merona di bibirnya yang lentur bagaikan sumber mata air yang terus mengalir. Teduh menghiasi awan gelap yang disinari bintang-bintang di ketinggian.hehehhe....
       "Bangun-bangun bang sudah pagi" syarif membangunkan tidurku, dan langsung ambil wudhu, karena memang aku belum sholat isya' astagfirullah..

Load disqus comments

0 comments