Sejak aku lepas kontak dengan sang pujaan, aku sangat beruntung dan berasa sangat tercerahkan hahahah....banyak jalan kebahagiaan atas ku menghampiri, termasuk untuk kedua orang tuaku, teman-teman ku, dan guru-guru ku. Dan setiap hari aku harus membuat rencana ulang atas target yang ingin dicapai. Melepaskan seorang yang tidak cinta dengan aku adalah suatu yang mulia untuk mementaskan diri untuk menantikan seorang yang patutu diperjuangkan. Saat itu perasaan bercampur semua pada diriku, gundah, jengkel, dan sedikit bahagia pun terasa. Adikku dengan keberaniannya menemuiku di kamar dengan kondisi yang kurang membaik dan loyo. Ku tanyai tetap saja diam. Meski sudah ku belikan nasi karena tak kebagian jatah makan siang di pondok. Ini juga melatih kesabaran seorang kakak atau abang dalam menjadi panutan bagi adiknya. Serta menahan segala emosi jiwa pada adik. Sehingga adikku mulai menceritakan apa yang ia sesalkan.
Pada kesimpulannya belum bisa dengan kenyamanan pada pengurusnya. Benar kata sahabatku Makin, kalau pengurus anak MTS kelas 1 yang berlagak adalah pengurusnya, kalau MTS kelas 2 dan 3 adalah anaknya.
Ini sesuai dengan perkiraan yang aku pikir sebelumnya, bahwa pembinaan suatu karakter di pesantren juga tak lepas dari bagaimana dia meberikan keluasan pada anak didiknya atau yang ia ngabdikan. Dengan status pengabdian sebagian pengurus sudah seakan mencapai kejayaannya dengan berlaku seenaknya. Emang dia siapa, bukan siapa-siapa di pondok, kita kan yang mengabdi dab berkuasa pada saat ini.
Mulai dari masalah ras, penokohan, dan kakak wanita adalah suatu keterpihakan pada seorang pengurus dalam pengabdiannya. Memang begitu dari masa ke masa nilai kepengurusan tak terlepas dengan siasat pengabdiannya dengan seorang yang menjadi bahan nurani atau membangun persatuan dalam cinta. Hahahhahah......kalau dari unsur sara itu tidak terbelit dalam persoalan, cukup mengajak duduk santai bersama dan menjaga keharmonisan dengan saling menyapa dan saling kabar. Kalaupun tak ada seperti itu maka tiada bahan pembicaraan, karena pembahasan CINTA tak akan mati oleh seorang santri. Disamping juga hiburan dan selingan ada juga sebagai perhiasan diri dalam memantaskan diri menjadi lebih baik. Tetap nikmati saja apa yang terjadi sambil sesuruputan kopi atau air putih yang melegakan hahhahaha
Pondokku selalu asyik dengan keaneka adekdot dalam bebagai macam variasi kegiatan. Ada yang terkejar pengurus tarbiyah (pendidikan) atau keamanan, ada yang menyiapkan pakaian putih untuk siasat subuh atau tahajjud, ada juga yang terlalu khusuk dalam sholat subuh tak kembali, malah balik dan tidur lagi hahhah, ada yang belum mandi takut terlambat sekolah, ada yang bolos pelajaran untuk mandi, ada yang belum ganti jubah jamaah yang kotor takut kena hukuman, ada yang tidu jamaah duhur bangun jamaah ashar, ada yang makan sore tak makan lagi lantaran habis diniyah malam langsung tidur. Atau tertidur tak terbangunkan di sekolah hahahah ada yang menantikan suara panggilan nama-nama tang kena takzir, ada yang belajar di Mushollah, pergi ke perpustakaan, dan kumpul2 temab sampai pagi fajar menjemputnya. Semua begitu indah dan berasa, tak akan tergantikan oleh banyaknya waktu dan tempat yang menjadikanku sejarah dan perwujudan abdi fi abdillah,abdi finnas, abdi fi ghoirihi
0 comments