Di rumah kos teman dekat kampus ternama malang itu aku berinap diri dua hari satu malam. Suasana malang sebagai pusat pelajar, dapat aku lihat jejeran kampus berdampingan dan perkumpulan mahasiswa pulang pergi dari kos, warung kopi, dan base camp organisasi.
Aku baru saja datang pada kota yang identik metropolitan ini untuk mengantarkan temanku berkunjung kepada saudaranya, sekaligus aku juga punya saudara kuliah di Uin. Mulai kampus yang paling besar sampai kampus yang ternama diceritakan oleh teman alumni pondok yang saat ini bergelut sama denganku PMII. meskipun dia temenku kuliahnya di swasta tak membuat dia minder bersama teman-teman sebayanya yang kuliah negeri.
Pada saat itupun aku kenal pada perempuan yang sengaja kenalan di Gresik ketika sama-sama menjalani pelatihan organisasi PMII. Dia kuliahnya di Uin malang, aktivis perempuan yang selalu aktif dalam gerakan pada organisasi dan pengkaderan pada anggotanya. Aku mungkin baru mengenal sosok perempuan yang selalu enjoy dan terbuka padaku. Dan ceritanya selalu terbawa pada cekikik dan gombalis.Karena memang dia cantik dan anggun. Hahahha
"Malam minggu kemana fir, aku di Malang"
"Oke , sek iz, aku ada acara organisasi, pastikan kita ngopi ya"
Dia menguatkan kalimat "ngopi" untuk bisa bertemu dan kumpul bareng. Kan meski tak bisa bersama terus, kopi kita pernah berjejer bersama. Itu kata-kata habibi yang selalu memotivasi aku. Dan memang dia sangat lihai dan piawan pada wanita. Barisan mantan sudah seperti bentangan sawah yang dimilikinya.
Aku tetap saja di kos menunggu ada kendaraan untuk keluar ngopi. Malam bertemu malam yang aku rasakan di malang itu. Siang di kamar, sampai lupa bahwa matahari telah terbenam dari ufuk barat diganti bulan kesinaran. Kesinaran pada raut wajah dia yang aku bayangkan sambil menunggu apakah ia benar bisa datang ngopi bersama.
Aku pun berangkat saja dulu bersama rival teman ku, sambil memberikan lokasi ngopi kepada firriyah temanku perempuan aktivis itu.
Akhirnya Dia pun datang dengan motor kesayangannya yang dibawa kemana-mana. Dan gabung ngopi bersama teman-teman.
"Ngopi disini sangat asyik dan menyejukkan ya"
"Iya la iz kan kota malang dingin, ya mau tak mau sejuk itu hadir dalam diri ini"
"Adem dan menyenangkan ya fir, kayak memandangimu hari ini"
"Hahaha......iya lha aku kan cantik"
"Memang dan cantikmu alami"
Percakapan itu berhenti kala sama-sama menghirup minuman yang sudah disediakan di warung kopi.
"Kamu tau iz, aku sekarang lagi susah move on"
"Hebat lho, cintamu kekal, tapu belum ikhlas menerima kenyataan" imbuhku padanya.
"Ya aku baru saja punya hubungan, tapi kandas di tengah jalan, sedihnya aku belum bisa mencari seorang sama seperti dia"
"Heheheh.... prestasi cinta mu sudah mulai tumbuh hampir pada tahapan saling mecintai dan dicintai."
Sebuah perjalanan percintaan tak akan pernah habis dari warung ke warung, kota ke kota sampai pelosok desa. Dia sangat banyak mempunyai teman termasuk aku. Perjalanannya ditempuinya dengan sepeda motor pribadinya kemana-mana. Membangun jaringan, saling kenal dan saling tukar pikiran kala bertemu.
Tentunya ngopi selalu ada setiap perjalanan itu. Menghilangkan penat pikiran serta tanggung jawab pada organisasi. Tanpa mengurangi rasa kecintaan pada ngopi bersama. kiranya bisa membuat move on bertambah pada kualitas diri, bukan untuk mempromosikan diri untuk dicintai, melainkan menyembuhkan luka hati yang terus berilusi.
Memang benar kata temanku sofyan, pura-pura bahagia itu membutuhkan energi extra. Yang terus melangkah dari hari sampai berlelah pada ingatan si doi. Itu sangat memuakkan.
Sepertinya dunia belum bisa mempertemukan cintamu ketika hanya sibuk sana sini tanpa suatu misi. Akan banyak orang yang mengantri cintamu karena kemapanan misimu. Dan terkadang hidup tak selalu masalah cinta, pakaian kotor belum dicuci, uang saku tak kelar bayar hutang, lapar yang terus ada tanpa meminta, sedangkan teman terus ada dan berasa.
0 comments